Majapahit GemStone, batu permata disebut batu kecubung

Majapahit GemStone dalam artikel ini akan berkisah tentang suatu penyebutan yang keliru dari seseorang yang mengaku diri ahli batu permata. Tulisan ini sengaja dihadirkan oleh Majapahit GemStone sebagai sebuah pengalaman pahit sekaligus untuk tujuan membuka cakrawala pandang saudara-saudara semua para pecinta batu akik dan batu mulia di manapun anda berada. Pengalaman Majapahit GemStone ini sungguh amat pahit dan menyakitkan. Kejadiannya akan diuraikan berikut ini.

Beberapa saat yang lalu, kami, salah satu anggota Majapahit GemStone berkeinginan untuk menjual salah satu koleksinya yang berupa sebuah cincin dengan mata cincin berupa sebuah batu permata berwarna biru langit (biru muda) seperti gambar di bawah ini. Berhubung anggota Majapahit GemStone tersebut kurang atau bahkan tidak memiliki pengetahuan tentang batu permata, maka ia membawanya kepada beberapa orang yang mengaku diri sebagai "ahli" dalam dunia batu-batu mulia dan batu-batu permata yang ada di wilayah Mojokerto dan Surabaya. Namun apa hasilnya ...... ? Kita akan bahas di bawah, namun ada baiknya saudara-saudara perhatikan gambar di bawah ini terlebih dahulu.

Kembali kepada permasalahan semula, batu cincin sebagaimana dalam gambar tersebut di atas, oleh mereka-mereka yang mengaku "ahli" batu-batu permata, dinyatakan sebagai sebuah Batu Kecubung. Sungguh hal ini memperlihatkan tingkat "keahlian" mereka-mereka sendiri.

Batu Kecubung dalam hal ini termasuk dalam golongan batu Amethyst serta hanya memiliki tingkat kekerasan 7 pada skala Mohs, tidak lebih dari itu. Sedangkan batu mata cincin dalam gambar di atas, memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi dari angka 7 tersebut. Perhatikan gambar di bawah ini saat dilakukan pengujian oleh salah satu anggota Majapahit GemStone dengan menggunakan Diamond Selector II, sebuah alat yang dapat dipergunakan untuk menguji tingkat kekerasan sebuah batu untuk pertama kalinya.

Gambar tersebut di atas jelas-jelas menunjukkan tingkat kekerasan sebuah batu yang sungguh fantastis. Bagaimana mungkin mata batu tersebut dinyatakan sebagai sebuah "batu kecubung" ? Dari kacamata apa mereka-mereka yang mengaku "ahli" itu menyebutnya demikian ...... ?

Sungguh ini merupakan sebuah pengalaman yang lucu sekaligus memilukan, mudah-mudahan saudara-saudara sekalian tidak mengalami hal yang demikian. Oleh karenanya, berhati-hatilah terhadap para makelar yang mengaku diri sebagai "ahli permata" maupun "ahli batu mulia".

Majapahit GemStone, Mojokerto.