Batu Akik Yaman Wulung, sebuah kisah seribu misteri

Majapaht GemStone kali ini akan share sebuat batu akik berjenis Batu Yaman Wulung yang merupakan koleksi dari salah satu anggota sekaligus motor komunitas Majapahit GemStone, Mojokerto. Anggota komunitas GemStone yang mengkoleksi jenis Batu Yaman Wulung ini mendapatkan batu tersebut dengan secara tidak sengaja dari anggota yang lainnya yang juga termasuk motor penggerak komunitas ini.

Begini ceritanya, pada hari itu hari Minggu malam, sekitar pukul 21.00 WIB salah satu anggota Majapahit GemStone ini mendapat bisikan gaib dari seseorang (mahluk gaib) yang mengaku sebagai leluhur Majapahit untuk mencari dan mengambil sebuah batu berwarna hitam legam dengan corak warna merah kekuningan, dan batu tersebut berada di sekitar wilayah bekas kerajaan Majapahit. Bisikan gaib tersebut diperolehnya saat melakukan ritual khusus di lokasi Candi Brahu, Trowulan (sebuah lokasi peninggalan Kerajaan Majapahit yang letaknya berdekatan dengan Candi Gentong, Trowulan).

Sang Penerima bisikan gaib tersebut cukup bingung dibuatnya, karena secara logika bekas wilayah Kerajaan Majapahit yang berada di sekitar Trowulan itu sangat luas wilayahnya. Sedangkan Sang Pemberi bisikan gaib tersebut tidak menjelaskan secara rinci di daerah mana letak "batu hitam legam" tersebut dan sebenarnya berada di tangan siapa batu tersebut.

Dalam kondisi dan situasi yang tidak menentu tersebut, Sang Penerima bisikan gaib itu tetap melanjutkan semedi (laku tapa) nya sampai sekitar pukul 23.00 WIB. Sekitar lima belas menit setelah ia mengakhiri laku tapanya, ia kembali mendapatkan bisikan gaib (kali ini tidak jelas siapa pembisiknya), untuk segera mencari dan mengambil "batu hitam legam" tersebut dari tangan "seseorang" yang berada atau bertempat tinggal di wilayah bekas Kerajaan Majapahit dahulu. Tentu saja Sang Penerima bisikan gaib tersebut menjadi semakin bingung karena tidak juga mendapat penjelasan tentang tempat tinggal "seseorang" yang saat ini menyimpan "batu hitam legam" tersebut.

Dalam kondisi sedikit penasaran, Sang Penerima bisikan gaib itu akhirnya meninggalkan lokasi Candi Brahu pada sekitar pukul 00.30 WIB. Ketika sampai di daerah sekitar Kedung Bendo, Brangkal, Mojokerto (tepatnya di depan stasiun pompa bensin), motor yang dikendarainya tiba-tiba ngadat, alias mati mesinnya tanpa suatu sebab yang jelas. Tentu saja persediaan bahan bakar menjadi tujuan pemeriksaan yang pertama kali. Bahan bakar banyak, busi hidup dan semuanya normal, namun motor tetap saja tidak bisa hidup alias mogok.

Dalam kondisi putus asa, Sang Penerima bisikan tadi kemudian berhenti sejenak di sebuah Toko Bahan bangunan yang kebetulan bersebelahan tempatnya dengan stasiun pompa bensin tersebut. Sambil duduk ia mengisap sebatang rokok, dan secara tidak sengaja ia melihat sebuah sinar yang mengarah ke rumah salah satu temannya di Kedung Bendo, Brangkal dan tidak terlalu jauh dari tempat ia berhenti sekarang ini. Sang Penerima bisikan itu kemudian menjadi sadar, bahwa sinar tersebut mengarah ke rumah temannya yang bernama Eriyanto yang kebetulan adalah seorang pengrajin batu akik dan batu mulia.

Sang Penerima Bisikan Gaib

Begitu ia sadar, secara langsung ia mencoba menghidupkan motornya, dan secara ajaib motor tersebut hidup kembali dan siap untuk dipergunakan secara normal kembali. Ia menjadi bertambah bingung, namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 01.15 dini hari, maka ia langsung pulang menuju rumah/tempat tinggalnya di bilangan Magersari, Kota Mojokerto.

Keesokan harinya (hari Senin), pukul 21.00 WIB, Sang Penerima bisikan gaib tersebut meluncur ke rumah temannya Eriyanto, yang berada di kawasan Kedung Bendo, Brangkal, Mojokerto sesuai dengan arah sinar yang dilihatnya kemarin malam. Tanpa basa-basi, ia kemudian melihat-lihat koleksi batu akik maupun batu mulia yang dimiliki oleh Eriyanto tersebut. Setelah memeriksa sekitar 30 menit, ia kaget karena dari salah satu koleksi Eriyanto tersebut ada sebuah "batu hitam legam" yang di dalam pandangan matanya mengeluarkan sinar kuning keemasan secara samar-samar. 

Eriyanto :

Selanjutnya, tanpa menunggu lama-lama ia mengambil "batu hitam legam" tersebut dari tangan Eriyanto (temannya) itu sekaligus menayakan jenis "batu hitam legam" itu. Eriyanto menjawabnya dengan sebutan Batu Akik Yaman Wulung. Tanpa diperintah lagi, kemuatu dia ia meminjam senter khusus batu untuk mengamati batu tersebut secara lebih mendalam. Dan ketika ia menyorot batu tersebut dari bagian bawahnya, maka batu tersebut menjadi berubah warna menjadi merah tua dengan sapuan warna kuning dan ditambah dengan urat-urat batu berwarna hitam yang membentuk motif Junjung Derajat. Persis seperti bisikan gaib yang didengarnya kemarin malam, bedanya dalam bisikan gaib tersebut tidak disebutkan adanya urat-urat batu yang membentuk motif Junjung Derajat tersebut. Namun dalam hati ia sangat yakin bahwa "batu hitam legam" di tangan Eriyanto inilah batu yang dimaksud oleh bisikan gaib yang diterimanya kemarin malam. Dan secara kebetulan tempat tinggal Eriyanto ini berada di wilayah bekas Kerajaan Majapahit dahulu.

Gambar di bawah ini menunjukkan perubahan Batu Akik Yaman Wulung tersebut ketika mendapat sorotan sinar dari bagian belakang batu.

Batu Akik Yaman Wulung :

Demikianlah uraian kisah fakta-misteri yang berkaitan dengan kepemilikan Batu Akik Yaman Wulung, sebuah kisah seribu misteri. Artikel ini dituliskan berdasarkan fakta pengalaman khusus anggota/motor Majapahit Gemstone, Mojokerto.

Kisah selanjutnya, silahkan baca di : Lanjutan Kisah Misteri Batu Akik Kecubung Wulung