Majapahit GemStone kali ini akan sedikit membahas perihal sisi unik dari sebuah Batu Bacan yang pada satu tahun terakhir ini (dalam kacamata Majapahit GemStone) sedang naik daun serta digemari oleh banyak pecinta batu-batuan di Indonesia maupun manca negara. Batu Bacan ini terkenal keunikannya sebagai sebuah "batu yang hidup" dan dapat berubah warnanya seiring dengan bertambahnya usia dari Batu Bacan itu sendiri.
Batu Bacan akhir-akhir ini tengah menjadi primadona diantara jenis batu-batuan lainnya, konon katanya Batu Bacan merupakan batu hidup karena dapat bermetamorfosis atau berubah dengan sendirinya selayaknya tumbuhan yang dapat bertumbuh menjadi besar, Batu Bacan ini mampu merubah warnanya sendiri yang awalnya hitam bisa menjadi hijau yang sangat mengagumkan. Kenapa bisa begitu, karena Batu Bacan memiliki inklusi atau serat batu yang banyak dan padat serta secara perlahan namun pasti akan berubah menjadi lebih bersih (bening) dan mengkristal dalam waktu bisa dibilang cukup lama yaitu dengan hitungan tahun.
Dan pada kenyataannya Batu Bacan tidak hanya bisa berubah warna, namun dapat juga dapat menyerap senyawa yang diletakkan dekat dengan batu tersebut, misalkan saja sebuah Batu Bacan anda dekatkan dengan sebutir emas, maka lama kelamaan jika kita perhatikan secara mendalam, maka di dalam Batu Bacan tersebut akan terdapat bintik-bintik emas yang anda dekatkan tadi.
Karena kelebihan-kelebihan Batu Bacan inilah yang membuat para pencinta dan kolektor batu-batu cincin berbondong-bondong berburu Batu Bacan ini. Kemampuannya yang unik ini berhasil menghipnotis para pengagumnya, banyak kolektor dari berbagai Negara seperti China, Arab, dan Eropa mengagumi batu yang satu ini.
Batu Bacan bisa dibilang cukup keras, karena memiliki kekerasan 7,5 skala Mohs, dan hal ini bisa dibilang setara dengan Batu Jamrud serta melebihi kekerasan dari Batu Giok. Dengan kelebihan dan keistimewaan serta keunggulan yang dimilikinya, banyak kolektor memburu batu ini, sejak tahun 1994 yang lalu, atau malah mungkin jauh sebelum itu.
Di Indonesia sendiri, Batu Bacan mulai popular diawal tahun 2005, hingga kini jika menurut informasi harganya cukup mahal bisa mencapai harga belasan hingga puluhan juta rupiah, sebuah harga yang cukup fantastis untuk hanya sekedar batu seperti ini.
Dan pada kenyataannya Batu Bacan tidak hanya bisa berubah warna, namun dapat juga dapat menyerap senyawa yang diletakkan dekat dengan batu tersebut, misalkan saja sebuah Batu Bacan anda dekatkan dengan sebutir emas, maka lama kelamaan jika kita perhatikan secara mendalam, maka di dalam Batu Bacan tersebut akan terdapat bintik-bintik emas yang anda dekatkan tadi.
Karena kelebihan-kelebihan Batu Bacan inilah yang membuat para pencinta dan kolektor batu-batu cincin berbondong-bondong berburu Batu Bacan ini. Kemampuannya yang unik ini berhasil menghipnotis para pengagumnya, banyak kolektor dari berbagai Negara seperti China, Arab, dan Eropa mengagumi batu yang satu ini.
Batu Bacan bisa dibilang cukup keras, karena memiliki kekerasan 7,5 skala Mohs, dan hal ini bisa dibilang setara dengan Batu Jamrud serta melebihi kekerasan dari Batu Giok. Dengan kelebihan dan keistimewaan serta keunggulan yang dimilikinya, banyak kolektor memburu batu ini, sejak tahun 1994 yang lalu, atau malah mungkin jauh sebelum itu.
Di Indonesia sendiri, Batu Bacan mulai popular diawal tahun 2005, hingga kini jika menurut informasi harganya cukup mahal bisa mencapai harga belasan hingga puluhan juta rupiah, sebuah harga yang cukup fantastis untuk hanya sekedar batu seperti ini.
Anda bisa menemukan Batu Bacan di kepulauan Sulawesi terutama di Pulau Kasiruta, tetapi tidak mudah untuk mendapatkan batu ini, anda perlu menggali paling tidak sedalam 10 meter bahkan bisa lebih. Walaupun batu ini identik dengan warna hijau yang mempesona, ternyata tidak hanya warna hijau saja, masih ada varian warna lainnya seperti kuning muda, kuning tua, merah, putih bening, putih susu, coklat kemerahan, keunguan seperti bungur, coklat dan warna lainnya hingga 9 macam warna.
Jika anda ingin mencari Batu Bacan ini, anda bisa berkunjung ke Ternate, Tidore, Jailolo ataupun pulau Bacan sendiri, tetapi anda harus teliti dan cermat untuk memilh batu cincin ini atau anda bisa meminta saran orang yang menurut anda bisa dipercaya untuk menentukan keasliannya. Dan jangan sampai anda tertipu membeli atau memilih Batu Bacan mati karena jika sudah mati maka batu ini tidak akan bisa berubah seperti selayaknya Batu Bacan yang masih hidup.
Sekedar informasi untuk anda, Batu Bacan memiliki dua jenis varian, yaitu Batu Bacan Doko dan Batu Bacan Palamea. Batu Bacan Doko biasanya dan kebanyakan berwarna hijau tua sedangkan Batu Bacan Palamea memiliki warna hijau dan sedikit kebiruan.
Nama dari kedua batu tersebut diambil dari nama desa yang berada di Pulau Kasiruta, tentunya kedua desa tersebut memiliki stok banyak atau tambang Batu Bacan. Untuk Batu Bacan yang masih muda biasanya kekerasan batunya hanya sekitar 3 – 4 skala Mohs, sedangkan Batu Bacan yang sudah jadi atau sudah memiliki kualitas tinggi biasanya memiliki kekerasan batu yang mencapai angka 7 skala Mohs. Batu Bacan yang sudah memproses alami akan terlihat mengkilat dan keras ketika sudah diasah.
Jika anda ingin mencari Batu Bacan ini, anda bisa berkunjung ke Ternate, Tidore, Jailolo ataupun pulau Bacan sendiri, tetapi anda harus teliti dan cermat untuk memilh batu cincin ini atau anda bisa meminta saran orang yang menurut anda bisa dipercaya untuk menentukan keasliannya. Dan jangan sampai anda tertipu membeli atau memilih Batu Bacan mati karena jika sudah mati maka batu ini tidak akan bisa berubah seperti selayaknya Batu Bacan yang masih hidup.
Sekedar informasi untuk anda, Batu Bacan memiliki dua jenis varian, yaitu Batu Bacan Doko dan Batu Bacan Palamea. Batu Bacan Doko biasanya dan kebanyakan berwarna hijau tua sedangkan Batu Bacan Palamea memiliki warna hijau dan sedikit kebiruan.
Nama dari kedua batu tersebut diambil dari nama desa yang berada di Pulau Kasiruta, tentunya kedua desa tersebut memiliki stok banyak atau tambang Batu Bacan. Untuk Batu Bacan yang masih muda biasanya kekerasan batunya hanya sekitar 3 – 4 skala Mohs, sedangkan Batu Bacan yang sudah jadi atau sudah memiliki kualitas tinggi biasanya memiliki kekerasan batu yang mencapai angka 7 skala Mohs. Batu Bacan yang sudah memproses alami akan terlihat mengkilat dan keras ketika sudah diasah.
bacan ada empat jenis dan y punya cuma dua doko dan palamea kloada yg mau berbagi ilmu tntang batu bacan silahkan add sy
BalasHapus